TANJUNG REDEB- Kabupaten Berau menyimpan berbagai potensii wisata yang indah, mulai wisata bahari, wisata alam, sejarah, kuliner, seni, serta budaya. Pusat Kabupaten Berau berada di Kecamatan Tanjung Redeb, yang letaknya di antara dua sungai yang membelah kota Tanjung Redeb, yakni sungai segah dan kelay.
Jika berpergian ke Berau, rasanya sayang kalau tidak menyempatkan diri mengunjungi berbagai objek wisatanya. Di Tanjung Redeb tidak sulit menemukan tempat untuk menginap. Kota ini juga memiliki banyak pilihan penginapan, mulai dari hotel kelas bintang, melati hingga kelas backpacker yang murah meriah.
Untuk mencapai Tanjung Redeb tidak terlalu sulit. Apalagi saat ini telah tersedia pesawat berbadan lebar jenis boieng 737-200. Pesawat itu siap melayani transportasi wisatawan yang ingin berkunjung ke Berau, baik langsung dari Balikpapan maupun melalui Tarakan. Mau mencoba lewat darat menyusuri jalan poros Balikpapan-Tanjung Redeb juga bisa jadi petualangan yang mengasyikkan.
Mudah-mudahan kelak tidak perlu lagi melewati jalur darat yang memakan waktu hingga 20 jam.Pada tahun depan, jalan lintas provinsi yang menghubungkan Berau, Samarinda, dan Balikpapan itu akan segera diperbaiki. Dari Tanjung Redeb sangat mudah untuk menjangkau kawasan objek wisata yang ada di Berau, salah satunya menuju Pulau Derawan, Sangalaki, Maratua, dan kakaban yang terkenal memiliki keindahan alam bawah laut.
Sebagian wisatawan menyebutnya sebagai surga bawah laut terindah di dunia. Tentu ini adalah ekspresi untuk melukiskan betapa keindahan yang ditawarkan oleh pesona alam di daerah ini. Belum lagi kekayaan biota laut dan keindahan ekosistem kelautan yang banyak dikagumi oleh para wisatawan.
Selain wisata bahari, Berau juga memiliki hutan wisata alam. Hutan yang ada di wilayah Berau termasuk yang terbesar dan masih utuh di Indonesia. Salah satu tipe hutan yang istimewa di Berau adalah hutan kapur dataran rendah. Tipe hutan ini hanya ada di Kalimantan Timur, sementara yang ada di tempat lain kondisinya sudah tidak sebaik yang ada di Berau. Keistimewaan lain Berau adalah masih dijumpainya populasi orangutan. Bisa jadi kawasan ini kelak akan menjadi benteng pelestarian orangutan alami, agar tidak semakin punah populasinya.
Selain wisata alam, Berau juga memilik wisata sejarah, yakni peninggalan dua kerajaan Berau yang berdiri pada abad 14 dengan raja pertamanya Baddit Dipattung yang bergelar Aji Raden Surya Nata Kesuma dan permaisurinya bernama Baddit Kurindam yang bergelar Aji Permaisuri dari Kesultanan Gunung Tabur.
Selain itu ada juga peninggalan Kesultanan Sambaliung yang kini masih dapat disaksikan peninggalan bersejarah kesultanan keraton dan museum Sambaliung dengan rajanya terakhir Sultan M. Aminuddin pada tahun 1902-1959.
Melihat kekayaan wisata Berau itu, tak salah jika Pemerintah Kabupaten (pemkab) Berau menjadikan bagian dari visi pembangunan, yakni menjadikan kabupaten berau sebagai daerah pengembangan agro-industri dan tujuan wisata yang masyarakatnya maju, mandiri, damai, sejahtera lahir-batin, bertanggung jawab, dan batiwakkal, serta tetap berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berau juga bakal menjadi ikon pariwisata Kaltim, upaya menuju itu pemkab berau melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Berau telah merancang program khusus. Seperti halnya peningkatan sarana pariwisata di beberapa daerah yang memiliki potensi wisata seperti pemandian air panas Bapinang, ataupun potensi wisata air terjun di Kelay. Selain insfrastruktur, Disparbud juga berupaya menarik perhatian kedatangan wisatawan. Keberadaan objek wisata Bahari seperti Pulau Derawan, Kakaban, dan Maratua juga tidak lepas dari upaya Disparbud guna menarik lebih banyak wisatawan mancanegara maupun domestik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar